Biografi Imogene King
Raja Imogene lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West
Point, Iowa. Dia menerima ijazah perawat dari Sekolah Rumah Sakit St John of
Nursing di St Louis, Missouri, pada tahun 1945. Pada tahun 1948, ia meraih
gelar Bachelor of Science dalam Keperawatan dari St Louis University, dan
melanjutkan untuk menyelesaikan Master of Science dalam Keperawatan, juga dari
St Louis University pada tahun 1957. Dia juga memperoleh gelar doktornya dari
Teachers College, Columbia University pada tahun 1961. Dia meninggal pada
tanggal 24 Desember 2007. Ia
meraih diploma dalam ilmu keperawatan dari St. John’s Hospital School Of
Nursing di St. Louis pada tahun 1945. Kemudian ia bekerja sebagai perawat
kantor, perawat sekolah, perawat karyawan, dan perawat pribadi untuk membiayai
pendidikan kesarjanaanya. Pada tahun 1948, King menerima gelar Bachelor Of
Science In Nursing dari St. Louis University, sedangkan gelar M.S.N.
keperawatan ia raih pada tahun 1957dari St. Louis University. Pada tahun 1961,
king meraih gelar Doktor Of Education bidang pendidikan dari Teacher’s College,
Columbia University di New York dan terakhir gelar Ph. D. Dari Southen Illinois
University pada tahun 1980.
Karir Raja Imogene
Antara 1966 dan 1968, Raja bekerja sebagai
Kepala Asisten Cabang Penelitian Hibah dari Divisi Keperawatan di Washington,
DC di bawah Dr Jessie Scott. Dia adalah Direktur Sekolah Ohio State University
of Nursing dari tahun 1968 sampai 1972. Dia adalah seorang Associate Professor
dari tahun 1961 sampai 1966 dan Profesor dari tahun 1971 sampai tahun 1980 di
Loyola University di Chicago. Setelah melayani sebagai profesor di University
College South Florida Keperawatan di Tampa, Florida dari tahun 1980 sampai
tahun 1990, Raja pensiun dengan gelar Profesor Emeritus.
Selama karirnya, King adalah anggota
aktif dari Distrik IV Florida Nurses Association, American Nurses Association,
dan Sigma Theta Tau Internasional. Dia juga seorang Fellow American Academy of
Nursing.
TEORI IMOGENE KING
Imogene King memublikasikan bukunya yang berjudul toward A Theory For Nursing: System, Consept,
Process, pada tahun 1998. Dalam bukunya imogene king mengusulkan
kerangka keperawatan dan bukan teori
keperawatan.
Adapun beberapa asumsi sebagai dasar konseptualnya, yaitu
1.
Keperawatan
King
menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalh proses interaksi klien dan perawat
meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada
gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapinya suatu persetujuan dan
membuat transaksi.
2.
Manusia
King
memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang berinteraksi dengan
lingkungan.
3.
Kesehatan
King mendefinisikan sehat
sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara berkelanjutan
melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan eksternal melewati rentang
sehat sakit, dengan menggunakan sumber- sumber yang dimiliki oleh seseorang
atau individu untuk mencapai kehidupan sehari- sehari yamg maksimal.
4.
Lingkungan
Menurut
king lingkungan adalah system social yang ada dalam masyarakat
yang saling berinteraksi dengan system lainya secara terbuka
Sedangkan kerangka berdasarkan konsep sistem terbuka, disusun atas tiga
sistem, yaitu
·
Sistem personal meliputi persepsi, diri, pertumbuhan dan
perkembangan, citra tubuh, ruang, dan waktu.
·
Sistem interpersonal meliputi intreraksi, komunikasi,
transaksi, peran, dan stres
·
Sistem sosial meliputi keluarga, kelompok keagamaan,
sistem pendidikan, kelompok teman seprofesi, dsb.
Teori yang dikembangkan king adalah Teori Goal Attainment
atau teori pencarian tujuan. Teori pencarian ini menggambarkan sifat hubungan perawat-klien yang membawa
pada pencapaian tujuan.
Menurut king, tujuan keperawatan adalah untuk
memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien mencapai kembali adaptasi secara positif
terhadap lingkungan. kerangka kerja praktik dalam keperawatan menurut king
adalah suatu proses keperawatan yang didefinisikan sebagai proses interpersonal
dengan dinamis antara perawat, klien, dan pasien, dan sistem pelayanan
kesehatan.
Theory Of Goal
Attainment
Teori
pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari kerangka
kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang Human
Being. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) berfokus pada
interpersonal systems. Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan
sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat
dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada
pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu: interaksi, persepsi,
komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang.
Teori
King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan
dapat diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah:
mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge),
dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep
teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi
untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang
spesifik. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten, Konsep yang satu dengan
konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori. Teori ini dapat
menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan
politik.
Selain dapat menyesuaikan pada setiap
perubahan, teori ini dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi
sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai
keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu
berinteraksi dengan perawat, contohnya: Klien koma, bayi baru lahir dan pada
kasus-kasus psikiatri. Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini
pada praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang
ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan
untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi
aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan.
Dari
keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivat asumsi tersebut
lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien:
1.
Persepsi dari
perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2.
Tujuan,
kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien mempengaruhi proses
interaksi.
3.
Individu
mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu
mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hal tersebut
mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka serta pelayanan masyarakat.
5.
Profesional
kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi sehingga
membantu individu dalam membuat keputusan tentang pelayanan kesehatannya.
6.
Individu
mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.
7.
Tujuan dari
profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat
berbeda.
Dalam mencapai hubungan interaksi, berdasarkan konsep
kerjanya ada tiga hal yaitu sistem personal, interpersonal, dan sistem sosial.
Sistem personal merupakan sistem terbuka dimana didalamnya terdapat
persepsi, adanya pola tumbuh berkembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari
individu, dan lingkungan.
Sistem interpersonal suatu hubungan antara perawat dan pasien dalam
menegakkan sistem sosial sesuai dengan situasi yang ada.
Berdasarkan hal tersebut, Imogene King mengemukakan ada
tiga hal yang menjadi kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap informasi
kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap
perawatan ketika sakit.
Ada beberapa konsep hubungan manusia menurut kingyang terdiri dari komponen:
·
Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam
berprilku, dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan
dengan digambarakan hubungan perawat dangan klien untuk melakukan kontrak atau
tujuan yang diharapkan.
·
Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat
dari adanya aksi dan merupakan respons dari individu.
·
Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling
mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi.
·
Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan
klien terjadi sesuatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan.
Konsep teori imogene king terdiri dari Interaksi,
Persepsi, Komunikasi, Transaksi, Peran, Stres, Pertumbuhan dan perkembangan,
Waktu, Ruang, dan jarak.
Sedangkan asumsi king terdiri dari dari dua asumsi yaitu
·
Asumsi eksplisit
1. Focus
sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkungannya,
dengan tujuan untuk kesehatan manusia.
2. Individu
adalah mahluk sosial, mengirim, rasional, reaksi, penerimaan, control,
berorientasi pada kegiatan waktu.
3.
Proses interaksi dipengaruhi oleh
persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai pasien serta perawat.
·
Asumsi implicit
1. Pasien ingin
berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
2. Pasien
sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau
pengambilan keputusan.
3. Individu
mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4.
Individu mempunyai hak untuk
menerima atau menolak pelayanan kesehatan.
Daftar Pustaka
Asmadi.2008.
Konsep Dasar Keperawatan. Buku Kedokteram EGC, Jakarta
Fadhilah,
ika. 2009. Model konsep interaksi imogene king. Gladioistrenge.blogspot.com
(diakses
pada 7 april 2012 15:49)
Hidayat, A
Aziz Alimul. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Selemba Medika, Jakarta
Kurniawan,
Rizky indar. 2012. Teori Keperawatan Imogene King. Rizkyindrakurniadi.
blogspot. com (diakses pada 11 april 2012 06:30)
Phiebe.
2010. Sehat with nurse UMM: rangkuman teori keperawatan. Phiebee. Student.
Umm.
Ac.id (diakses pada 7 April 2012 16:07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar