Jumat, 02 Mei 2014

PSIKOLOGI POST PARTUM



PSIKOLOGI POST PARTUM

A.   Postpartum Blues
1.    Definisi
Postpartum blues dapat terjadi sejak hari pertama pascapersalinan atau pada saat fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan.
Postpartum blues merupakan gangguan suasana hati pascapersalinan yang bisa berdampak pada perkembangan anak karena stres dan sikap ibu yang tidak tulus terus-menerus bisa membuat bayi tumbuh menjadi anak yang mudah menangis, cenderung rewel, pencemas, pemurungdan mudah sakit. Keadaan ini sering disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan yang bila tidak segera diatasi bisa berlanjut pada depresi pascapartum yang biasanya terjadi pada bulan pertama setelah persalinan. Saat ini postpartum blues yang sering juga disebut maternity blues atau baby blues diketahui sebagai suatu sindrom gangguan afek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.
Post partum blues ini dikategorikan sebagai sindroma gangguan mental yang ringan oleh sebab itu sering tidak dipedulikan sehingga tidak terdiagnosa dan tidak ditatalaksana sebagai mana seharusnya akhirnya dapat menjadi masalah yang menyulitkan, tidak menyenangkan dan dapat membuat perasaan tidak nyaman bagi wanita yang mengalaminya , dan bahkan kadang-kadang gangguan ini dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan psikosis pasca salin yang mempunyai dampak lebih buruk terutama dalam masalah hubungn perkawaninan dengan suami dan perkembangan anaknya.
2.    Etiologi
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini belum diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya postpartum blues, antara lain:
1)     Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi.
2)     Faktor demografi yaitu umur dan paritas.
3)     Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
4)     Latar belakang psikososial ibu
5)     Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.
Ada beberapa hal yang menyebabkan post partum blues, diantaranya :
1)     Lingkungan melahirkan yang dirasakan kurang nyaman oleh si ibu.
2)     Kurangnya dukungan dari keluarga maupun suami.
3)     Sejarah keluarga atau pribadi yang mengalami gangguan psikologis.
4)     Hubungan sex yang kurang menyenangkan setelah melahirkan
5)     Tidak ada perhatian dari suami maupun keluarga
6)     Tidak mempunyai pengalaman menjadi orang tua dimasa kanak-kanak atau remaja. Misalnya tidak mempunyai saudara kandung untuk dirawat.
7)     Takut tidak menarik lagi bagi suaminya
8)     Kelelahan, kurang tidur
9)     Cemas terhadap kemampuan merawat bayinya
10) Kekecewaan emosional (hamil,salin)
11) Rasa sakit pada masa nifas awal
3.    Gejala
Gejala – gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap seorang ibu. Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau 6 hari setelah melahirkan. Beberapa perubahan sikap tersebut diantaranya, yaitu :
1)     sering tiba-tiba menangis karena merasa tidak bahagia,
2)     tidak sabar,
3)     penakut,
4)     tidak mau makan,
5)     tidak mau bicara,
6)     sakit kepala sering berganti mood,
7)     mudah tersinggung ( iritabilitas),
8)     merasa terlalu sensitif dan cemas berlebihan,
9)     tidak bergairah,
10) tidak percaya diri,
11) khususnya terhadap hal yang semula sangat diminati,
12) tidak mampu berkonsentrasi dan sangat sulit membuat keputusan,
13) merasa tidak mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang baru saja  dilahirkan,
14) merasa tidak menyayangi bayinya,
15) insomnia yang berlebihan.
Gejala – gejala itu mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun jika masih berlangsung beberapa minggu atau beberapa bulan itu dapat disebut postpartum depression.
4.    Pencegahan
Pencegahannya dapat dilakukan dengan:
1)     beristirahat ketika bayi tidur
2)     Berolah raga ringan, ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
3)     tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
4)     bicarakan rasa cemas dan komunikasikan
5)     bersikap fleksibel dan bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru
6)      kempatan merawat bayi hanya dating satu kali
5.    Penanganan
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa dibutuhkan penanganan di tingkat perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis secara bersama-sama,  dengan melibatkan lingkungannya, yaitu: suami, keluarga dan juga teman dekatnya.
Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum blues ada dua cara yaitu :
1)     Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik
Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara:
a)      Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
b)     Dapat memahami dirinya
c)      Dapat mendukung tindakan konstruktif.
d)     Dengan cara peningkatan support mental
2)     Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan keluarga diantaranya :
a)      Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah seperti : membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu dll.
b)     Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi kesibukan merawat bayi
c)      Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian terhadap istrinya
d)     Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir
e)      Memperbanyak dukungan dari suami
f)        Suami menggantikan peran isteri ketika isteri kelelahan
g)     Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja melahirkan
h)     Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu
i)        mengganti suasana, dengan bersosialisasi
j)        Suami sering menemani isteri dalam mengurus bayinya
6.    Komplikasi
1)     Gangguan jiwa dapat meliputi munculnya gejala:
·         Waham
·         Halusinasi
·         Kerusakan psikoafektif
2)     Risiko bunuh diri/mencederai diri
3)     Risiko mencederai anak

1.    Depresi postpartum
a.    Definisi
Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapanpun bahkan sampai 1 tahun kedepan. Pitt tahun 1988 dalam Pitt(regina dkk,2001) depresi post parum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido (kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami).
Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang didiagnosa mengalami depresi 3 bulan pertama setelah melahirkan. Wanita tersebut secara social dan emosional meras terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya.


Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi post partum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun.
b.    Etiologi
Pitt (Regina dkk, 2001), mengemukakan 4 faktor penyebeb depresi postpartum sebagai berikut :
1)      Faktor konstitusional
Gangguan post partum berkaitan dengan status paritas adalah riwayat obstetri pasien yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta apakah ada komplikasi dari kehamilan dan persalinan sebelumnya dan terjadi lebih banyak pada wanita primipara. Wanita primipara lebih umum menderita blues karena setelah melahirkan wanita primipara berada dalam proses adaptasi, kalau dulu hanya memikirkan diri sendiri begitu bayi lahir jika ibu tidak paham perannya ia akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap dirawat.
2)      Faktor fisik.
Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan memuncaknya gangguan mental selama 2 minggu pertama menunjukkan bahwa faktor fisik dihubungkan dengan kelahiran pertama merupakan faktor penting. Perubahan hormon secara drastis setelah melahirkan dan periode laten selama dua hari diantara kelahiran dan munculnya gejala. Perubahan ini sangat berpengaruh pada keseimbangan. Kadang progesteron naik dan estrogen yang menurun secara cepat setelah melahirkan merupakan faktor penyebab yang sudah pasti.
3)      Faktor psikologis.
Peralihan yang cepat dari keadaan “dua dalam satu” pada akhir kehamilan menjadi dua individu yaitu ibu dan anak bergantung pada penyesuaian psikologis individu. Klaus dan Kennel (Regina dkk, 2001), mengindikasikan pentingnya cinta dalam menanggulangi masa peralihan ini untuk memulai hubungan baik antara ibu dan anak.
4)      Faktor sosial.
Paykel (Regina dkk, 2001) mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak memadai lebih sering menimbulkan depresi pada ibu – ibu, selain kurangnya dukungan dalam perkawinan.
c.    Gejala
Gejala yang menonjol dalam depresi post partum adalah trias depresi yaitu:
1)      Berkurangnya energy
2)      Penurunan efek
3)      Hilang minat (anhedonia)
Ling dan Duff mengatakan bahwa gejala depresi post partum yang dialami 60% wanita mempunyai karateristik dan spesifik antara lain:
a)      Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi
b)      Kelelahan dan perubahan mood
c)      Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
d)     Tidak mau berhubungan dengan orang lain
e)      Tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
d.    Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila terlihat sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk:
1)      Beristirahat dengan baik
2)      Berolahraga yang ringan
3)      Berbagi cerita dengan orang lain
4)      Bersikap fleksible
5)      Bergabung dengan orang-oarang baru
6)      Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
e.    Penatalaksanaan
1)      Dapat riwayat kesehatan selama priode antepartum untuk mengidentifikasi resiko    potensial terjadi depresi postpartum.
2)      Atur konseling selama periode antepartum pada klien yang beresiko.
3)      Bantuan klien untuk mengatur mekanisme dukungan yang baik selama periode antepartum jika dia ditanyakan beresiko terhadap depresi post partum.
4)      Dapatkan riwayat kesehatan post partum yang akurat termasuk demografi, informasi mengenai dukungan dan bantuan dirumah.
5)      Kaji proses hubungan ibu dan anak
6)      Tawarkan dukungan, dorongan dan bantuan kepada klien untuk memahami bahwa perasaan depresi dalam beberapa hari setelah melahirkan adalah normal.
7)      Peningkatan klien bahwa jika depresinya berlanjut lebih dari beberapa hari dia harus berkonsultasi.
8)      Atur konseling selanjutnya jika klien yang memperlihatkan tanda depresi berlanjut.

2.      Psikosis
Psikosis adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan. Jenis ini adalah yang paling parah. Ibu dapat mengalami halusinasi, memiliki keinginan untuk bunuh diri. Tak saja psikis si ibu yang nantinya jadi tergantung secara keseluruhan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar